Ketiadaan
Secara bahasa, 'masjid' berarti
tempat sujud, tempat di mana semua egoisme diletakkan serendah-rendahnya.
Lambang keterbebasan individu dari dirinya sendiri, sistem manusiawi, dan
segala hal yang fana.
Ketertundukan egoku berlandaskan
suatu kesadaran dan ketercengangan logika. Bermil-mil perjalanan akal mencerna
setiap fenomena eksistensi. Akhirnya, logikaku tak bisa menerima jika
keberadaanku mengada tanpa ada yang mengadakan.
Maka tentu Dia yang mengadakanku
dari ketiadaan inilah yang pantas 'menduduki' singgasana kemaharajaan tanpa
batas, yang seharusnya kusujudi, bukan yang lain.
Kesadaran inilah suatu kebebasan
sejati. Ketundukan tunggal sebagai konsekuensi kemerdekaan asasi yang
menempatkan semua manusia -bahkan seluruh makhluk- dalam tingkatan yang sama di
hadapan atau di dalam Kemutlakan Wujud.
Ya. Selamanya, Hak Asasiku tak akan
pernah lepas dari Kewajiban Asasiku sebagai 'sesuatu' yang sejatinya tidak ada.

